Manajemen Proyek & Resiko [Fault Tree Analysis]
Tugas Manajemen Proyek Dan Resiko
Fault Tree Analysis
Disusun oleh :
Muhamad Alan Ardandy (npm : 24111633), sebagai editor dan penulis
Faisal Abriansyah (npm : 22111608), sebagai editor
Agung Purwanto (npm : 20111263), sebagai penulis
Angga Cardigantara (npm : 20111861), sebagai ilustrator
Faisal Abriansyah (npm : 22111608), sebagai editor
Agung Purwanto (npm : 20111263), sebagai penulis
Angga Cardigantara (npm : 20111861), sebagai ilustrator
2KB02
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
1. Konsep yang digunakan pada Fault Tree Analysis (FTA)
Mungkin sebagian besar engineer maupun calon engineer tidak asing dengan
istilah fault tree analysis. Apalagi bagi seseorang yang berpengalaman
menyelesaikan kasus berupa troubleshooting. Metode ini cukup efektif
untuk mengetahui akar permaslahan yang akan diselesaikan. Secara teori,
metode fault tree analysis dapat sijelaskan sebagai berikut.
Fault Tree Analysis adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasi resiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan.
Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down, yang
diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top
Event) kemudian merinci sebab-sebab suatu Top Event sampai pada suatu
kegagalan dasar (root cause).
Diagram Konsep FTA
Jadi secara umum metode fault tree analysis adalah sebuah
metode menyelesaikan kasus apabila terjadi sesuatu kegagalan atau hal yang
tidak diinginkan dengan mencari akar-akar permasalahan Basic
Events yang muncul dan diuraikan dari setiap indikasi kejadian puncak
(Top Event).
Metode ini dapat dikembangkan secara lanjut dengan metode probabilitas dari
setiap akar permasalahan dan dihitung berapa persen kemungkinan pengaruh Basic
Event terhadap Top Event.
Lyx Adalah sebuah program pemroses
kata (word processor) layaknya Microsoft Word dan OpenOffice.org Writer. Tetapi
LyX unik, dimana pengguna hanya berkonsentrasi pada isi, bukan pada format,
seperti yang dikatakan dalam intro-nya:
LyX is a
program that provides a modern approach to writing documents with a computer by
using a markup language paradigm, an approach that breaks with the obsolete
tradition of the “typewriter concept”. It is designed for authors who want
professional output quickly with a minimum of effort without becoming
specialists in typesetting. The job of typesetting is done mostly by the
computer, not the author; with LyX, the author can concentrate on the contents
of her writing.
Contohnya, dalam LyX kita tidak
bisa mengetik dua spasi secara berurutan, dua baris baru secara berurutan, atau
memiliki baris yang kosong! Karena semua pengaturan tentang spacing antar
paragraf, antar bagian dst sudah dibuat secara otomatis.
Keunggulan dari LyX yang paling gw
suka adalah output yang konsisten – misalnya, semua paragraf dipastikan
memiliki margin yang sama, semua judul dipastikan memiliki besar sama, dst.
Selain itu, karena dokumen sangat terstruktur maka ada fitur untuk melakukan
navigasi intra-dokumen yang sangat bagus (ada daftar judul-judul bab dan
sub-bab, kita bisa meng-klik untuk pindah ke bagian tersebut dengan cepat).
Setiap dokumen memiliki kelas
sendiri, misalnya article atau book, dan setiap kelas sudah terformat dengan
sangat baik bahkan melebihi apa yang biasa kita lakukan dengan Word. Contohnya,
pada kelas book, nomor halaman sudah berada pada tempat yang tepat (di bawah
saat mulai bab, di atas pada halaman lainnya). Penomoran bab dan sub-bab
langsung dibuat secara otomatis!
Yang lebih keren lagi, setiap
gambar dan tabel juga diberikan penomoran otomatis! Tidak seperti di Word
dimana kita harus melakukan setting yang cukup repot dan tidak semua orang bisa
melakukannya. Juga, seperti buku-buku profesional pada umumnya, setiap tabel
maupun gambar tidak terletak di tempat kita meletakkan tabel/gambar tersebut,
tetapi di awal atau akhir halaman! Dan semuanya otomatis! (fitur ini bisa
dimatikan untuk tabel tertentu)
Keburukan dari LyX adalah sangat
sulit (tidak bisa?) mengatur style (warna, font, dll) yang baku dari style yang
sudah ada seperti judul bab, judul sub-bab, dll (walaupun untuk tulisan bukan
judul bisa dilakukan). Juga sulit untuk mengatur apa-apa yang sudah di
pre-format oleh Lyx, misalnya di mana penomoran halaman diletakkan, atau
kata-kata otomatis yang digunakan. Seperti Chapter xxx, Figure xxx, Table xxx
(dalam penomoran otomatis)... tetapi versi Bahasa Indonesia seperti Bab xxx,
Gambar xxx, Tabel xxx tersedia (dengan memilih bahasa Bahasa (seharusnya Bahasa
Indonesia kan???)), tetapi seperti yang sudah dikatakan kita tidak bisa
mengubahnya menjadi Bagian xxx atau Figur xxx misalnya.
Kalaupun terpaksa mengubah
tulisan-tulisan tersebut, harus mengubah isi filenya LyX yang pasti tidak
disukai banyak orang :) Atau, export ke format HTML, OpenOffice.org, atau
Microsoft Word lalu edit sesukanya (o iya, LyX juga bisa mengekspor dengan
format PS dan PDF!). Sayangnya instalasi default untuk Windows tidak bisa
mengekspor ke format tersebut (harus ada package yang harus di-download).
Melihat pro dan contra di atas,
bisa dilihat bahwa LyX sangat cocok untuk tulisan yang sangat panjang,
terstruktur, dan bersifat ilmiah, seperti karya tulis, buku (selain buku komik
dan majalah!), tesis, dll. Cukup banyak pengarang atau penulis buku pasti tidak
menyadari bahwa ada tool yang sedemikian bagus untuk mereka!
Keunggulan dari LyX yaitu :
- Output yang konsisten misalnya, semua paragraf dipastikan memiliki
margin yang sama, semua judul dipastikan memiliki besar sama, dst.
Selain itu, karena dokumen sangat terstruktur maka ada fitur untuk
melakukan navigasi intra-dokumen yang sangat bagus (ada daftar
judul-judul bab dan sub-bab, kita bisa meng-klik untuk pindah ke bagian
tersebut dengan cepat).
- Setiap dokumen memiliki kelas sendiri, misalnya article atau book, dan
setiap kelas sudah terformat dengan sangat baik bahkan melebihi apa
yang biasa kita lakukan dengan Word. Contohnya, pada kelas book, nomor
halaman sudah berada pada tempat yang tepat (di bawah saat mulai bab, di
atas pada halaman lainnya). Penomoran bab dan sub-bab langsung dibuat
secara otomatis!
- Setiap gambar dan tabel juga diberikan penomoran otomatis! Tidak
seperti di Word dimana kita harus melakukan setting yang cukup repot dan
tidak semua orang bisa melakukannya. Juga, seperti buku-buku
profesional pada umumnya, setiap tabel maupun gambar tidak terletak di
tempat kita meletakkan tabel/gambar tersebut, tetapi di awal atau akhir
halaman! Dan semuanya otomatis! (fitur ini bisa dimatikan untuk tabel
tertentu).
Kekurangan LyX yaitu :
- Tidak bisa mengatur style (warna, font, dll) yang baku dari style yang
sudah ada seperti judul bab, judul sub-bab, dll (walaupun untuk tulisan
bukan judul bisa dilakukan).
- Sulit untuk mengatur apa-apa yang sudah di pre-format oleh Lyx,
misalnya di mana penomoran halaman diletakkan, atau kata-kata otomatis
yang digunakan. Seperti Chapter xxx, Figure xxx, Table xxx (dalam
penomoran otomatis)… tetapi versi Bahasa Indonesia seperti Bab xxx,
Gambar xxx, Tabel xxx tersedia (dengan memilih bahasa Bahasa (seharusnya
Bahasa Indonesia kan???)), tetapi seperti yang sudah dikatakan kita
tidak bisa mengubahnya menjadi Bagian xxx atau Figur xxx misalnya.
Gambar 1.1 Contoh Kasus FTA
Sebagai contoh seperti terlihat dalam Gambar 1.1. Motor memperoleh
sumber listrik AC 3 fase sebesar 480 V melalui pemutus (breaker), dengan
pemutus yang digerakkan oleh kumparan trip dan saklar 1 dan saklar 2
dimana digerakkan oleh listrik 125 V DC.
Misal kondisi yang tidak di inginkan atau sebagai kejadian puncak adalah
“Motor gagal untuk berhenti “ (motor fail to stop). Kondisi ini
disebabkan oleh 2 hal yaitu : “tidak ada signal ke pemutus” (no signal
to trip breaker) atau “pemutus gagal untuk membuka” (breakers fail to
open), sehingga kondisi ini digambarkan dengan gerbang OR. Selanjutnya
“tidak ada signal ke pemutus” dianalisis disebakan karena “ tidak ada
signal ke kumparan trip” (no signal to trip coil) atau “kegagalan umum
dari saklar untuk menutup” (common
cause failure of switches to close) atau “kumparan trip gagal diberi
tenaga” (trip coil fails to energize). 2 kejadian terakhir merupakan
kejadian dasar, sedangkan kejadian pertama perlu dianalisis lebih
lanjut. “Tidak ada signal ke kumparan trip” disebabkan karena “ tidak
ada arus yang melalui saklar 1” dan “tidak ada arus yang melalui saklar
2”, sehingga dalam kondisi ini gerbang yang sesuai adalah gerbang “AND”.
Selanjutnya “tidak ada arus yang melalui saklar 1” disebabkan
“kehilangan daya suplai 125 V DC” atau “saklar 1 gagal
untuk menutup”, dan gerbang yang sesuai adalah gerbang “OR”. Hal ini berlaku pula untuk
kejadian “tidak ada arus yang melalui saklar
Dari pohon kegagalan tersebut, selanjutnya diubah menjadi persamaan aljabar
boolean sebagai berikut :
1. Persamaan
Logika Top Down ( “+” = “OR”, “*” = “AND” ) adalah sebagai berikut :
G1 = G2 + E1
G2 = E2 + G3 + E3
G3 = G4 * G5
G4 = E4 + E5
G5 = E4 + E6
2. Substitusi
G3 = (E4 + E5) * (E4 + E6)
G2 = E2 + [(E4+E5) * (E4 + E6)] + E3
G1 = E2 + [(E4+E5) * (E4 + E6)] + E3 + E1
3. Persamaan
setelah disederhanakan merupakan Minimal cut set (dipisahkan dengan tanda “+”)
G1 = E1 + E2 + E3 + E4 + E 5 * E 6
4. Probabilitas
motor gagal untuk berhenti adalah :
Pr(G1) @ Pr(E1) + Pr(E2) + Pr(E3) + Pr(E4) + Pr( E 5 * E 6)
MATERI
password nya disini : PASSWORD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar